Kamis, 23 Desember 2010

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sosiologi pedesaan merupakan ilmu yang mempelajari tentang struktur sosial dan proses sosial yang ada dalam sebuah pedesaan termasuk tentang perubahan-perubahan yang terjadi di dalam kehidupan sosial masyarakat tersebut. Dinamika perkembangan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat sangat berpengaruh tehadap perubahan-perubahan sikap dan cara perilaku masyarakat dalam bersosialisasi antar sesama manusia. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Keberadaan individu lain akan menjadi wadah bagi seorang individu untuk melakukan kontak sosial dan komunikasi searah maupun dua arah.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana gambaran infrastuktur Desa Tanjung Dayang Utara?
2. Bagaimana gambaran suprastruktur dan komponen pelengkap adminstrasi Desa Tanjung Dayang Utara?
3. Bagaimana sistem pelapisan masyarakat Desa Tanjung Dayang Utara?
4. Bagaimana kehidupan sosial masyarakat desa Tanjung Dayang Utara?

1.3 Tujuan Penelitian

1.Untuk mengetahui bagaimana gambaran infrastruktur dan suprastruktur suatu desa yang menjadi objek penelitian.
2.Untuk mengetahui bagaimana sistem pelapisan masyarakat dan kehidupan sosial suatu masyarakat di suatu pedesaan yang dalam hal ini Ds.Tanjung Dayang Utara.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini dilakukan untuk membantu mahasiswa dalam mengerti bagaimana struktur dan proses sosial terjadi dalam pelapisan masyarakat pedesaan. Serta memberikan pengalaman dalam melakukan tugas lapangan khususnya Mata Kuliah Sosiologi Pedesaan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Infrakstruktur Pedesaan
A. Gambaran Umum Ds.Tanjung Dayang Utara:

Ds.Tanjung Dayang Utara yang terletak di Kecamatan Inderalaya, Kabupaten Ogan Ilir. Yang terdiri dari 4 RT.
Luas Wilayah : 303 ha
Kondisi wilayah :
1. Daratan dan rawa-rawa
2. Jarak dari pemerintahan kecamatan 5 km
3. Jarak dari kabupaten 12 km
4. Jarak dari ibukota provinsi 48 km
5. Ogan Ilir memiliki iklim tropis, khususnya iklim tropis basah (tipe B). Menurut catatan pihak Bappeda, musim kemarau di kabupaten ini berkisar antara bulan Mei sampai dengan bulan Oktober, sedangkan musim hujan berkisar antara bulan Mei sampai bulan Oktober.
6. Curah hujan rata-rata 1.096 mm/ tahun, sedangkan rata-rata hari-hari hujan adalah 66 hari per-tahun. Suhu udara harian berkisar antara 23o Celcius sampai 32 o Celcius, dengan kelembaban udara berkisar antara 69% sampai 98%.

B. Data Demografi Ds.Tanjung Dayang Utara :

Jumlah penduduk : 1818 jiwa
Jumlah kepala Keluarga : 268 KK
Jumlah Laki-laki : 702 Orang
Jumlah perempuan : 609 Orang
Jumlah Balita : 56 Orang
Usia produktif : 624 Orang
Lansia : 37 Orang

C. Batas-batas Ds.Tanjung Dayang Utara:

Sebelah Utara : Mandingan
Sebelah Selatan : Tanjung Dayang Selatan
Sebelah Barat : Suka Rajabasa
Sebelah Timur : Meranjat 3

D. Mata Pencaharian Masyarakat Ds.Tanjung Dayang Utara
Desa Tanjung Dayang di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, memiliki keunikan tersendiri. Sebab semua warganya hampir memiliki mata pencaharian sama, yaitu menjadi pandai besi. Bahkan produk-produk yang dihasilkan seperti parang, arit, dan golok tidak hanya pakai sendiri, namun sudah diekspor ke negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand. Sebagian besar masyarakat Ds.Tanjung Dayang bekerja sebagai buruh tani. Namun, ada juga yang bekerja sebagai peternak kambing, kuli bangunan, pedagang,pengrajin tenun songket rumahan dan lainnya. Dengan penghasilan rata-rata Rp 500.000,00- Rp 1 000.000,-/org.
1. Petani : 148
2. Wiraswasta : 38
3. PNS : 18
4. TNI/Polri : 5
5. Lainnya : 89

E. Sarana dan Prasarana Ds.Tanjung Dayang Utara

Ds.Tanjung Dayang Utara merupakan desa yang lumayan besar, sehingga untuk sarana dan prasarana yang tersedia di kampung ini tidaklah begitu lengkap, namun tetap ada. Sarana dan prasarana yang tersedia di Ds.Tanjung Dayang Utara di antaranya terdapat masjid, lapangan volley dan badminton, pos ronda, dan sarana irigasi. Sebagian besar masyarakat Ds.Tanjung Dayang Utara memiliki media informasi elektronik sendiri, seperti televisi, VCD, dan radio.

2.2 Suprastruktur Pedesaan
1.Sejarah Desa

Nama Ds.Tanjung Dayang menurut persepsi mitos masyarakat setempat, dikarenakan pada zaman dahulu terdapat salah seorang Sultan Palembang meminta kepada seluruh prajurit untuk melakukan perburuan di dalam hutan. Hutan ini merupakan hutan liar yang konon katanya banyak hewan buruan yang menguntungkan. Tapi pada kenyataannya, para prajurit hanya menemukan pemukiman penduduk yang dihuni para gadis cantik. Setelah menginap beberapa hari disana, para prajurit kembali ke istana dengan membawa gadis-gadis tersebut tanpa membawa hasil buruan yang diinginkan Sultan. Sultan menjadi marah dan mengusir para prajurit dari kerajaan.
Akhirnya,para prajurit berpikir untuk membuat sebuah Kampung sendiri dalam hutan serta menjadikan para gadis sebagai pendamping hidup atau dayang-dayang. Dari cerita itulah yang membuat masyarakat memberi nama kampung tersebut Ds.Tanjung Dayang .
Desa Tanjung Dayang Utara adalah desa yang berada pada Kabupaten Inderalaya Utara, Ogan Ilir. Desa Tanjung Dayang merupakan desa hasil pemekaran yang telah terjadi pada tahun 2006 sehingga daerah ini terbagi menjadi dua bagian yaitu desa Tanjung Dayang Utara dan Tanjung Dayang Selatan. Setelah pemekaran desa tanjung dayang utara dan desa tanjung dayang selatan berdiri sendiri namun tetap saling berdampingan. Kedua desa ini dibatasi dengan sebuah jembatan yang menghubungkan antara kedua desa ini.

2.Karateristik Masyarakat
Mayoritas masyarakat Ds.Tanjung Dayang Utara merupakan warga asli daerah Desa itu sendiri, sehingga tingkat kekerabatan di antara mereka masih sangat tinggi (genealogis), misalnya saja dapat kita lihat dari persebaran bangunan perumahan yang pada umumnya rumah-rumah yang bersebelahan adalah masih mempunyai hubungan secara keluarga.Namun ada juga beberapa yang merupakan warga pendatang dari desa sebelah. Masyarakat Ds.Tanjung Dayang Utara sangat memegang teguh prinsip gotong-royong dan musyawarah untuk mufakat dalam kehidupan sehari-harinya, hal ini terlihat ketika akan memperbaiki Masjid Jami’ Atturidwan. Sebelum memulai pekerjaan mereka bermusyawarah untuk membahas pembelian material dan kemudian dalam melakukan perbaikan pun dikerjakan secara gotong royong oleh masyarakat setempat.
Secara garis besar, mayoritas kehidupan masyarakat di desa ini dilandasi oleh nilai-nilai religius yang kuat. Hal ini dibuktikan seluruh masyarakat Ds.Tanjung Dayang Utara menganut agama yang sama yaitu Islam. Kegiatan majelis ta’lim dan pengajian selalu diadakan rutin mingguan, dengan seorang kyai yang memimpin kegiatan tersebut.
Selain perkawinan, kelahiran, dan kematian, masih banyak acara lain yang dalam penyelenggaraannya mendapatkan pengaruh dari nilai atau emosi keagamaan seperti khitanan, aneka persedekahan termasuk sedekah ruwah, sedekah lebung, sedekah basuh dusun, akan bepergian ke (pulang dari) tempat jauh, memulai kegiatan penting (belajar, pacuan bidar). Nilai keagamaan terlihat pula pada peringatan hari besar keagamaan seperti maulud (kelahiran Nabi Muhammad s.a.w.) Isra’ Mi’raj, Tanggal 1 bulan Muharram (peringatan tahun baru Hijriyah), 10 Muharram yang disebut sebagai hari Asyura, hari raya Idul Fitri dan Idul Adlha). Kegiatan selama sebelum dan selama masa bulan ramadlan / ziarah menjelang dan sesudah ramadlan, termasuk tradisi malam likuran antar-antaran dan sebagainya.
Rata-rata pendidikan masyarakat Ds.Tanjung Dayang Utara hanya sampai jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) saja, namun ada juga lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang jumlahnya lumayan banyak. Hal ini umumnya disebabkan faktor ekonomi keluarga yang tidak mendukung untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, karena faktor keterbatasan biaya sekolah.

3. Bahasa Sehari-hari

Hampir mirip dengan bahasa Palembang, tetapi ada ciri khas tersendiri dari pelafalan kalimat yang selalu diakhiri logat ‘O’. Ada juga beberapa kata yang berasal dari daerah tersebut. Misalnya : Kito menjadi Tobo, Gancang menjadi Cangmatti, Dipermainkan menjadi Tekiyok/Tekolah, dan lain sebagainya.

4.Pelapisan Masyarakat
Pelapisan masyarakat di Ds.Tanjung Dayang Utara merupakan pelapisan sosial terbuka yang memberikan peluang pada warganya untuk mengadakan gerak perubahan di dalam pelapisan sosial, sehingga individu-individu dalam sistem sosial kemasyarakatan mempunyai peluang untuk melakukan mobilisasi sosial/ gerak sosial. Pelapisan sosial tersebut didasarkan oleh tingkat pengetahuan, kehormatan, kekuasaan, dan kekayaan yang dimiliki oleh individu dalam masyarakat, dimana biasanya individu tersebut mempunyai akses terhadap sumber daya.
Dari empat dasar tersebut yang paling dominan di Ds.Tanjung Dayang Utara adalah dasar pengetahuan; yaitu pengetahuan religius tentang Agama Islam. Secara faktual di lapangan, memang pembedaan dan ketidaksamaan sudah terjadi secara otomatis dalam hal yang bertalian dengan umur dan jenis kelamin (sex) yang merupakan pembedaan yang melekat semenjak mereka lahir, cara pembedaan ini merupakan sebuah bentuk konsekuensi logis dari adanya pembedaan di atas yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Kedekatan tempat tinggal (dalam hal ini hubungannya dengan akses) turut menjadi faktor penentu ”kemudahan” hidup seseorang. Barang siapa yang rumahnya berdekatan dengan rumah Pak RT, tokoh masyarakat, “elite lokal”, tentunya akses informasi (komunikasi) menjadi mudah, misalnya ketika pemberian bantuan subsidi tunai (BLT dari penarikan subsidi BBM), orang-orang yang bertempat tinggal di sebelah Pak RT tentunya akan mengetahui lebih cepat daripada orang-orang yang bertempat tinggal jauh dari rumah Pak RT.

5. Diferensiasi dan Ketidaksamaan Sosial

Diferensiasi dan ketidaksamaan sosial merupakan hal pokok yang pasti ada ketika kita membahas stratifikasi sosial. Ada yang berada pada golongan atas, menengah dan bawah, yang mempunyai kemampuan untuk mengakses “sumber daya” berbeda-beda, dimana kelas lapisan atas lebih mendominasi daripada kelas menengah atau bahkan kelas bawah. Ada kecenderungan golongan bawah untuk berusaha naik menggantikan kedudukan golongan atas dan golongan atas juga berusaha mempertahankan posisinya bahkan lebih meningkatkan lagi, akan tetapi tidak menutup kemungkinan bagi lapisan golongan atas untuk turun menjadi golongan menengah bahkan golongan bawah dengan beberapa faktor yang dapat menyebabkan semua ini terjadi.
Adapun yang kami temukan di Ds.Tanjung Dayang Utara, diferensiasi dan ketidaksamaan sosial mengacu pada:
1) Pengetahuan (pondok pesantren)
2) Jenis Kelamin (alamiah).
3) Umur (alamiah).
4) Kekayaan.
5) Kedekatan wilayah tempat tinggal dengan elit lokal.
 Diferensiasi Sosial
Penjelasan lebih lanjut mengenai diferensiasi sosial yang kami temukan di Ds.Tanjung Dayang Utara adalah sebagai berikut:
1) Jenis Kelamin: di Ds.Tanjung Dayang Utara laki-laki dipandang lebih bisa untuk menjadi pemimpin dibandingkan perempuan, karena menurut pandangan mereka kaum pria mempunyai figur yang lebih kuat untuk bisa dijadikan seorang pemimpin dalam membimbing kaum wanita dan anak-anak di kesehariannya, juga selain itu masyarakat Ds.Tanjung Dayang Utara berusaha untuk menerapkan apa yang terkandung dalam ajaran Islam, bahwa kaum pria lebih kuat dibandingkan kaum wanita. Contohnya bisa menjadi imam masjid sedangkan perempuan yang dipimpin atau dengan kata lain jadi makmumnya.
2) Umur: di Ds.Tanjung Dayang Utara orang yang lebih tua akan lebih dihormati oleh masyarakat setempat karena mereka menggolongkan orang yang dianggap lebih tua itu kepada kaum sesepuh yang patut untuk banyak didengarkan nasihat-nasihat dari mereka. Contohnya dalam kerja bakti orang tua yang mengatur pekerjaan anak mudanya.
3) Pengetahuan: orang yang mempunyai pengetahuan ilmu agama yang lebih mapan akan lebih dipercaya untuk memimpin kegiatan yang bersifat religius sehingga mereka bisa menyalurkan ilmu agama yang mereka miliki kepada masyarakat Ds.Tanjung Dayang Utara. Contohnya lulusan pesantren lebih dipercaya untuk menjadi imam di masjid.
4) Kekayaan: kepemilikan seseorang terhadap sumber daya yang berkaitan dengan hal kekayaan yang dimiliki oleh beberapa orang di kampung tersebut, dapat membantu warga setempat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, sehingga pada kenyataannya warga tidak begitu kesulitan dalam mencukupi kebutuhannya baik primer maupun yang sekunder. Contohnya banyak warga yang membeli kebutuhan hidupnya di warung-warung terdekat.

5) Kedekatan wilayah: orang-orang yang tinggal dekat dengan kepala RT dan tokoh masyarakat lainnya dapat membantu dalam penyebaran informasi tentang suatu hal, sehingga informasi tersebut dapat mencapai tujuan yaitu kepada penduduk yang lain dengan lebih cepat tersebar secara merata.

 Ketidaksamaan Sosial
Ketidaksamaan sosial yang terdapat di Ds.Tanjung Dayang Utara antara lain:
1) Jenis kelamin: karena laki-laki lebih sering shalat di masjid dibandingkan perempuan maka laki-laki lebih cepat menerima informasi-informasi penting yang disampaikan di masjid, baik disampaikan secara langsung (dari mimbar masjid) oleh kyai maupun dari interaksinya dengan orang lain ketika berada di lingkungan masjid.
2) Umur: orang yang lebih tua umumnya akan mendapat pengetahuan lebih cepat dari anak muda karena mereka biasa menganggap suatu hal yang baru lebih serius daripada anak muda yang masih menganggap hal seperti itu sebagai hal yang kurang begitu penting bagi mereka dengan tidak memikirkan apa dampak yang akan terjadi bagi mereka.
3) Pengetahuan: orang yang memiliki pengetahuan agama yang lebih mapan akan lebih cepat dalam mengambil tindakan tentang suatu hal yang berkaitan dengan masalah agama yang terjadi di Ds.Tanjung Dayang Utara daripada orang yang tidak memiliki pengetahuan agama, karena mereka akan lebih cenderung untuk hanya mengikuti dalam penyelesaian masalah tersebut.
4) Kekayaan: orang yang memiliki modal untuk berwirausaha atau harta akan lebih mudah mengakses sumber daya dibandingkan orang yang tidak memiliki apa-apa karena intensitas mereka yang lebih banyak untuk bertemu dengan orang-orang yang berada di lapisan manapun.
5) Kedekatan wilayah: orang yang bertempat tinggal dekat ketua RT atau tokoh masyarakat akan lebih cepat memperoleh informasi daripada yang tinggal lebih jauh dan bisa turut berperan sebagai penyebar informasi yang ada kepada masyarakat yang lainnya.

2.3 Dasar-Dasar Terjadinya Stratifikasi Sosial di Ds.Tanjung Dayang Utara


1.Dasar Kekayaan
Suatu masyarakat yang memiliki kekayaan cukup banyak dapat dikategorikan termasuk orang yang cukup terpandang oleh sekitarnya. Ukuran kekayaan itu dapat dilihat dari kepemilikan tanah, mobil pribadi dan sebagainya. Namun, pada penelitian yang kami lakukan di Ds.Tanjung Dayang Utara tidak ditemukan ukuran kekayaan yang seperti disebutkan di atas. Untuk masyarakat yang terpandang karena kekayaan, ukuran kekayaannya dapat dilihat dari kepemilikan mereka terhadap luas lahan persawahan, ternak kambing maupun kerbau, pendapatan dari usaha sendiri seperti toko. Sebagai contoh yang kami temukan di lapangan yaitu Bapak Shidiq yang memiliki sebidang lahan sawah dan ternak kerbau sendiri. Kadang-kadang kerbau beliau ini disewakan untuk kepentingan persawahan. Selain itu, ada juga bapak Yusuf yang memiliki usaha sendiri yaitu toko.

2.Dasar Kekuasaan
Di Ds.Tanjung Dayang Utara, masyarakat yang memiliki kekuasaan dalam politik lokal setempat atau yang mempunyai wewenang besar dalam memutuskan suatu perkara mengenai masyarakat akan lebih dihormati keberadaannya. Sebagai contoh yang kami temukan di lapangan adalah Pak Edi Amran dalam hal ini beliau menjabat sebagai Kades setempat karena keberadaannya sangat berarti dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, maka kekuasaan ini dapat dijadikan modal penting untuk mengatur kehidupan antar warga Ds.Tanjung Dayang Utara.

3.Dasar Kehormatan
Pada umumnya orang yang paling dihormati oleh masyarakat Ds.Tanjung Dayang Utara adalah orang-orang yang termasuk ke dalam golongan tua, karena anggapan masyarakat setempat mereka mempunyai pengalaman hidup yang lebih banyak dibandingkan dengan kaum yang masih muda dan juga mereka beranggapan bahwa orang yang termasuk ke dalam golongna tua itu di dalam riwayat hidupnya pernah berjasa terhadap keberadaan Ds.Tanjung Dayang Utara. Sebagai contoh dalam hal ini adalah Ibu Asni, beliau termasuk salah satu warga yang dihormati dan disegani karena dengan melihat usianya beliau dianggap sebagai orang yang dituakan oleh masyarakat setempat. Mengingat masih berlakunya sebuah norma, bahwa orang yang lebih muda harus menghormati orang yang lebih tua.

4.Dasar Pengetahuan
Di Ds.Tanjung Dayang Utara, masyarakat menempatkan orang yang memiliki pengetahuan agama tinggi sebagai orang yang paling dihormati. Hal ini disebabkan karena keadaan religius masyarakat setempat yang sangat kuat dengan dibuktikan seluruh penduduk Ds.Tanjung Dayang Utara memeluk agama Islam. Sebagai contohnya Bapak Abd.Manaf, beliau adalah seorang lulusan pesantren dan juga selain itu beliau mengajar ngaji dari anak-anak kecil di desa tersebut. Bahkan tidak hanya anak kecil, beliau juga sering memberi nasihat kepada para ibu-ibu mengenai kehidupan berumah tangga ketika diadakannya pengajian untuk ibu-ibu. Selain Pak Abd.Manaf ada pula Ibu Hj.Aminah, sama halnya dengan Pak Abd.Manaf beliau juga sering memberikan nasihat kepada ibu-ibu setempat dalam pengajian.

 Startifikasi Sosial Dalam Dinamika Sosial
1.Dinamika Ekonomi
Ada beberapa kaum pemuda Ds.Tanjung Dayang Utara yang merasa dirinya kurang bisa memenuhi kebutuhan kehidupannya di dalam bidang ekonomi, sehingga kaum pemuda tersebut memilih jalan untuk melakukan migrasi ke kota yang biasa dikenal dengan urbanisasi. Harapan yang dihasilkan dari migrasi ke kota itu adalah mereka bisa mendapatkan penghasilan yang cukup atau lebih dibandingkan penghasilan mereka yang ada di desa, sehingga adanya migrasi dapat berpengaruh besar terhadap perubahan dinamika ekonomi di Ds.Tanjung Dayang Utara.

2.Dinamika Religi-Kultural
Masuknya budaya kota yang dianggap ”lebih” daripada budaya kehidupan pedesaan seperti lifestyle atau gaya hidup yang berlebihan dari model busana sampai teknologi ternyata tetap tidak mempengaruhi Religi-Kultural Ds.Tanjung Dayang Utara, karena sebagian besar dari mereka tetap berpegang teguh terhadap nilai agama dan budaya yang sangat kuat yaitu Islam. Meskipun dalam kenyataannya ada juga para pemuda kampung tersebut yang mengikuti gaya hidup perkotaan, namun secara keseluruhan nilai-nilai Dinamika Religi-Kultural di Ds.Tanjung Dayang Utara tidak banyak berubah.

3.Dinamika Politik
Kancah dunia perpolitikan yang terjadi di Indonesia dengan sistem multi partai yaitu 36 partai, ternyata tidak mempunyai pengaruh besar terhadap dinamika perpolitikan lokal Ds.Tanjung Dayang Utara. Pada keadaan nyata yang terjadi Golkar sebagai pemenang dalam Pemilu dan menjadi masyarakat Ds.Tanjung Dayang Utara. Hal ini disebabkan karena sebagian besar dari mereka memilih dengan mengikuti pilihan dari tokoh masyarakat seperti Bpk. Mawardi Yahya yang dianggap disegani oleh warga setempat karena pengaruh dari tokoh masyarakat di bidang religi tersebut yang sangat kuat, sehingga masyarakat lebih memilih untuk mengikuti pilihan dari tokoh masyarakat yang ada.

 Kehidupan Sosial di Ds.Tanjung Dayang Utara
1.Bidang Politik

Pada bidang politik adalah termasuk di dalamnya orang-orang yang mempunyai kedudukan secara formal berkaitan dengan struktur pemerintahan baik di Ds.Tanjung Dayang Utara secara intern maupun hubungannya secara ekstern dengan struktur pemerintahan pada tingkat desa.
1. Kepala desa : Edi Amran
2. Sekretaris : Hazazi
3. Perangkat desa :
- Kadus (Kepala Dusun) : Indra Gunawan
- Kaur : Kompas
- Kaur Pembangunan : Amriadi
- Kaur Pemerintahan : Sakhari
- Kaur umum : Iwan Saputra

4. Lembaga masyarakat :
1.LPM ( Lembaga Pemberdayaan Masyarakat)
Ketua : Khoiril
Wakil : Samsidi
Sekretaris : drs. Ahmad Zuhri

2.BPD ( Badan Pemusyawaratan desa)
Ketua : Indra Jaya, S.Sos
Wakil : Saili
Sekretaris : Anshori, S.pd
Anggota : Bachtiar dan Sarbani

3. Lembaga adat
Ketua : Abdul Manaf
Wakil : Yusuf Bahri
Anggota : Abdul Aziz
Abdul Rahman
Mahasan

Rukun tetangga (RT)
Ketua RT 01 : Rusnaldi
Ketua RT 02 : Slamet Riyadi
Ketua RT 03 : Ridwan
Ketua RT 04 : Edi Samir
2.Bidang Ekonomi
Pada bidang ekonomi, yang menjadi ukuran terdeferensiasinya suatu masyarakat adalah kepemilikan seseorang terhadap suatu sumber daya yang bisa menghasilkan keuntungan, baik secara materiil maupun immateriil.
1) Orang-orang yang mempunyai sawah karena lahan persawahan adalah sebagai tempat penting bagi masyarakat setempat untuk mengais kehidupan di desa tersebut.
2) Pandai besi yang masih bersifat Home industry
3) Orang-orang yang mempunyai toko karena toko juga merupakan lahan bisnis yang dapat menghasilkan keuntungan secara meteriil bagi sang pemilik toko.
4) Orang-orang yang mempunyai kerbau atau sapi maupun kambing karena pandangan penduduk setempat siapa yang bisa untuk membeli kerbau adalah hanya orang-orang yang beruang saja, bahkan dengan adanya kerbau si pemilik bisa menyewakannya untuk menggarap sawah.
5) Orang yang memiliki warung. Berbeda dengan toko, yang disebut warung di sini adalah yang berukuran yang lebih kecil dan yang disediakan juga relatif seadanya atau kurang lengkap.



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ds. Tanjung Dayang Utara merupakan desa pemekaran dari Ds. Tanjung Dayang yang luasnya 303 ha dengan 268 KK dan lebih kurang 1818 jiwa . Ds. Tanjung Dayang Utara dan Selatan dibatasi oleh jembatan perbatasan. Mata pencaharian pokok masyarakat Ds.Tanjung Dayang Utara adalah pandai besi dan petani. Sistem pelapisan masyarakat sekaligus kehidupan sosial Ds. Tanjung Dayang Utara sangat beragam, jelas dan mempunyai ciri khas tersendiri. Adat gotong-royong dan musyawarah mufakat tetap menjadi pedoman masyarakat Ds.Tanjung Dayang yang identik dengan keagamaan Islam.

3.2 Saran
Para praktikan yang melakukan observasi lapangan atau praktikum penelitian ini haruslah benar-benar objektif dalam menginventariskan data hasil wawancara secara sungguh-sungguh. Hal ini bertujuan agar hasil yang diperoleh dapat bermanfaat bagi wawasan mahasiswa dikemudian hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar